Sejarah Pencak Silat di Indonesia
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang
ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau
kelompoknya dari tantangan alam. Mereka
menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di
alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung
elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga
berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan
berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya
seperti dalam tradisi suku Niasyang hingga abad ke-20 relatif tidak
tersentuh pengaruh luar.
Silat
diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi,
akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti.
Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan
memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat
menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri
dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa
bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata
yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan
relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi
Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata
dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah
tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat
dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin
(2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri
dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan
Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang
maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun
Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat
lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari
namanya, dapat diketahui bahwa istilah “silat” paling banyak menyebar
luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke
berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke
mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai
asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui
legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain.
LegendaMinangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapipada abad ke-11. Kemudian silek dibawa
dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.
Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande,
yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan
antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh
persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu
Siliwangisebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima
Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si Pitungdari Betawi.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika
penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam padaabad
ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan
pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari
latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia,
pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya.
Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau
kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau.
Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi “palang pintu”,
yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil.
Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil
yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju
rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat
yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka
terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara
penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu
saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat,
menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah
asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para
pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan
Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol,
serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien,
dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam
pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir
pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik
lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di
berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau
lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa
perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat
pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada
tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional
tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat)
didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu
menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan
dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu
termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB)
di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di
Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai
cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya
dipertandingkan dalam SEA Games
SEJARAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TUNAS MUDA WINONGO MADIUN
Sejarah persaudaraan "Setia-Hati" disingkat S-H berawal pada tahun 1903 yaitu dengan didirikanya persaudaraan SEDULUR TUNGGAL KECER
dikampung Tambak Gringsing-Surabaya oleh almarhum Bpk Ki Ngabehi
Soerodwirjo dengan nama kecilnya Masdan. Saat itu nama permainan seni
pencak silatnya adalah JOYO GENDILO
dan hanya dengan 8 murid didahului oleh 2 saudara yaitu Noto/ Gunadi
(adik kandung Ki Ngabehi Soerodwirjo) dan Kenevel Belanda. Pada tahun
1915 nama permainan seni pencak silatnya berubah menjadi JOYO GENDILO CIPTO MULYO. Organisasi itu mendapat hati di kalangan masyarakat pada tahun 1917 setelah melakukan demonstrasi pencak
silat terbuka di alun2 kota Madiun dan menjadi populer di masyarakat
karena memiliki gerakan unik penuh seni dan bertenaga. Pada tahun 1917
inilah oleh Ki Ngabehi Soerodwirjo diganti nama menjadi PERSAUDARAAN SETIA HATI.
Ki Ngabehi Soerodwirjo wafat pada tanggal 10 Nov 1944, dimakamkan di makam desa Winongo,Madiun. Ibu Soerodwirjo (ibu Surijati) wafat pada tanggal 6 April !969 di makamkan di Winongo juga.
Tujuan/ sasaran SH yang ditempuh adalah : Bela negara, mengolah raga dan batin untuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat, dengan jalan mengajarkan SILAT (Pencak Silat) sebagai olahraga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, yaitu dengan meninggalkan semua yang menjadi larangan Allah dan melaksanakan semua perintah-perintahNya (MENS SANA IN CORPORE SANO-AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR). SH mengenal falsafah kesosialan tanpa batas dari hindu yang berbunyi TAT TWAM ASI (ia adalah kamu) serta falsafah Jawa KEMBANG TEPUS KAKI (yen dijiwit kroso loro ojo njiwit liyan/ kalau dicubit terasa sakit jangan mencubit orang lain).
Jelaslah bahwa ajaran ini ajaran yang mulia edi peni dan adi luhung. Oleh karena itu tidak mengherankan bagi kita bahwa segala bangsa dan semua agama dapat menerimanya, khususnya bangsa Indonesia.
Sejak tahun 1964, SH mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini tidak lain disebabkan keadaan juga, sebagian besar saudara2 SH sudah banyak yg lanjut usia, ditambah lagi dengan semakin kurangnya penerimaan saudara baru. Banyak saudara SH yang sudah sepuh satu persatu meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi saudara SH dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau keadaan yg demikian dibiarkan terus-menerus maka SH lambat laun akan mengalami kepunahan.
Untuk menghindari hal tersebut serta untuk melestarikan ajaran yang edi peni dan adi luhung tersebut, maka pd tanggal 15 Oktaber 1965 bapak Soewarno merasa terpanggil untuk bergerak (mengaktifier) kegiatan2 SH dengan serentak. Gerakan ini mendapat perhatian yang besar dari para pemuda dan dukungan yang kuat dari masyarakat, yang akhirnya berdaya guna untuk membantu HANKAM serta ikut Memayu Hayuning Bawono, membantu negara/ pemerintah dalam bidang ketertiban dan keamanan.
Dengan meningkatkan latihan jasmani (pencak) dan latihan rohani (iman dan takwa kepada Allah), maka dapat diharapkan pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.
Kepada para Tunas Muda "SH" diajarkan pelajaran pencak silat yang berasal dari para pendekar terkenal (sembilan orang pendekar) dan yang terakhir dari bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, saudara tertua dalam Persaudaraan "Setia Hati" Winongo. Dengan metode ini maka seluruh pelajaran dengan mudah diserap oleh para Tunas-Tunas Muda yang dapat berhasil dengan sukses.
Dalam penerimaan SH Tunas Muda harus dilakukan pengesahan terlebih, dengan di sahkan seseorang akan resmi menjadi warga. Karena ilmu-ilmu SH hanya boleh diketahui oleh warganya dan dilarang mengajarkanya kepada yang bukan warga. Untuk pelajaran tingkat lanjut baik itu akan diikuti atau tidak oleh seorang warga, itu merupakan kesadaran dari warga tersebut karena dalam SH tidak ada paksaan.
Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo selain di Madiun tidak pernah membuka perguruanya dimanapun seperti perguruan silat yang lain, jika ada itu hanyalah sebagai tempat berlatih dan silaturahmi saja. Seluruh saudara baru Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo baik dari Madiun, luar Madiun bahkan Mancanegara untuk menjadi saudara harus datang dan diKECER di Madiun, Jawa Timur. Hal ini untuk menjaga kemurnian aliran S-H mereka dan itulah yang menjadikan ikatan persaudaraan dalam perguruan ini sangat indah
Ki Ngabehi Soerodwirjo wafat pada tanggal 10 Nov 1944, dimakamkan di makam desa Winongo,Madiun. Ibu Soerodwirjo (ibu Surijati) wafat pada tanggal 6 April !969 di makamkan di Winongo juga.
Tujuan/ sasaran SH yang ditempuh adalah : Bela negara, mengolah raga dan batin untuk mencapai keluhuran budi guna mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan dan kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat, dengan jalan mengajarkan SILAT (Pencak Silat) sebagai olahraga atas dasar jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat pula, yaitu dengan meninggalkan semua yang menjadi larangan Allah dan melaksanakan semua perintah-perintahNya (MENS SANA IN CORPORE SANO-AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR). SH mengenal falsafah kesosialan tanpa batas dari hindu yang berbunyi TAT TWAM ASI (ia adalah kamu) serta falsafah Jawa KEMBANG TEPUS KAKI (yen dijiwit kroso loro ojo njiwit liyan/ kalau dicubit terasa sakit jangan mencubit orang lain).
Jelaslah bahwa ajaran ini ajaran yang mulia edi peni dan adi luhung. Oleh karena itu tidak mengherankan bagi kita bahwa segala bangsa dan semua agama dapat menerimanya, khususnya bangsa Indonesia.
Sejak tahun 1964, SH mengalami kemunduran, tidak begitu aktif, hal ini tidak lain disebabkan keadaan juga, sebagian besar saudara2 SH sudah banyak yg lanjut usia, ditambah lagi dengan semakin kurangnya penerimaan saudara baru. Banyak saudara SH yang sudah sepuh satu persatu meninggal dunia, sedangkan yang masuk menjadi saudara SH dapat dikatakan hampir tidak ada. Kalau keadaan yg demikian dibiarkan terus-menerus maka SH lambat laun akan mengalami kepunahan.
Untuk menghindari hal tersebut serta untuk melestarikan ajaran yang edi peni dan adi luhung tersebut, maka pd tanggal 15 Oktaber 1965 bapak Soewarno merasa terpanggil untuk bergerak (mengaktifier) kegiatan2 SH dengan serentak. Gerakan ini mendapat perhatian yang besar dari para pemuda dan dukungan yang kuat dari masyarakat, yang akhirnya berdaya guna untuk membantu HANKAM serta ikut Memayu Hayuning Bawono, membantu negara/ pemerintah dalam bidang ketertiban dan keamanan.
Dengan meningkatkan latihan jasmani (pencak) dan latihan rohani (iman dan takwa kepada Allah), maka dapat diharapkan pemuda kita sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan yang sangat berguna bagi kepentingan bangsa dan negara.
Kepada para Tunas Muda "SH" diajarkan pelajaran pencak silat yang berasal dari para pendekar terkenal (sembilan orang pendekar) dan yang terakhir dari bapak Ki Ngabehi Soerodwirjo, saudara tertua dalam Persaudaraan "Setia Hati" Winongo. Dengan metode ini maka seluruh pelajaran dengan mudah diserap oleh para Tunas-Tunas Muda yang dapat berhasil dengan sukses.
Dalam penerimaan SH Tunas Muda harus dilakukan pengesahan terlebih, dengan di sahkan seseorang akan resmi menjadi warga. Karena ilmu-ilmu SH hanya boleh diketahui oleh warganya dan dilarang mengajarkanya kepada yang bukan warga. Untuk pelajaran tingkat lanjut baik itu akan diikuti atau tidak oleh seorang warga, itu merupakan kesadaran dari warga tersebut karena dalam SH tidak ada paksaan.
Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo selain di Madiun tidak pernah membuka perguruanya dimanapun seperti perguruan silat yang lain, jika ada itu hanyalah sebagai tempat berlatih dan silaturahmi saja. Seluruh saudara baru Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo baik dari Madiun, luar Madiun bahkan Mancanegara untuk menjadi saudara harus datang dan diKECER di Madiun, Jawa Timur. Hal ini untuk menjaga kemurnian aliran S-H mereka dan itulah yang menjadikan ikatan persaudaraan dalam perguruan ini sangat indah
Sejarah Berdirinya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Part I
Assalamualaikum wr.wb
Manusia dapat di hancurkan manusia dapat di matikan tetapi manusia
tidak dapat di kalahkan selama manusia itu setia pada hati nya atau
ber-SH pada dirinya sendiri.
Falsafah Persaudaran Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang tetap bergaung dan berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada PERSAUDARAAN YANG KEKAL DAN ABADI
Pendiri PSHT adalah KI HADJAR HARDJO OETOMO,lelaki kelahiran madiun
pada tahun 1890.karena ketekunannya mengabdi pada gurunya yakni KI
NGABEHI SOERO DIWIRYO,terakhir ia pun mndapatkan kasih berlebih dan
berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru hingga ia berhak
menyandang predikat pendekar Tingkat III dalam tataran ilmu Setia hati
(SH).
itu terjadi di desa winongso saat bangsa belanda mencengkramkan kuku jajahannya di indonesia.
Sebagai Seorang pendekar KI HADJAR HARDJO OETOMO pun berkeinginan luhur untuk mendermakan ilmu yang di milikinya kepada Orang lain untuk kebaikan sesama untuk Keselamatan sesama ,untuk keselamatan dunia.tapi jalan yang di rintis ternyata tidak semulus harapannya.jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan terlebih Saat itu jaman penjajahan.ya sampai KI HADJAR sendiri terpaksa harus magang menjadi Guru pada sekolah dasar di benteng madiun Sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya.tidak betah menjadi guru KI HADJAR beralih profesi sebagai leerling reambate di SS (PJKA/ kereta api indonesia saat ini -red) Bondowoso,Panarukan,dan Tapen.
itu terjadi di desa winongso saat bangsa belanda mencengkramkan kuku jajahannya di indonesia.
Sebagai Seorang pendekar KI HADJAR HARDJO OETOMO pun berkeinginan luhur untuk mendermakan ilmu yang di milikinya kepada Orang lain untuk kebaikan sesama untuk Keselamatan sesama ,untuk keselamatan dunia.tapi jalan yang di rintis ternyata tidak semulus harapannya.jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan terlebih Saat itu jaman penjajahan.ya sampai KI HADJAR sendiri terpaksa harus magang menjadi Guru pada sekolah dasar di benteng madiun Sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya.tidak betah menjadi guru KI HADJAR beralih profesi sebagai leerling reambate di SS (PJKA/ kereta api indonesia saat ini -red) Bondowoso,Panarukan,dan Tapen.
Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat Pemberontakan terhadap
negara belanda -,KI HADJAR keluar lagi dan melamar jadi Mentri di pasar
spoor madiu.empat bulan berikutnya ia di tempatkan di
mlilir,dolopo,Uteran,dan pagotan.tapi lagi lagi KI HADJAR didera oleh
semangat berontaknya.mnginJak 1917 ia kluar lagi dan bekerja di pabrik
gula Rejo agung madiun.disini pun KI HADJAR hanya betah untuk sementara
waktu
Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah Gadai hingga beliau
bertemu seseorang Teha dari tuban yang kemudian memberi pekerjaan
kepadanya di station madiun Sebagai pekerja harian.Dalam catatan acak
yang berhasil di himpun di tempat barunya ini KI HADJAR berhasil
mendirikan Perkumpulan "Harta Jaya" semacam perKumpulan koprasi guna
melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat.tidak lama kemudian ketika
VSTP (persatuan Pegawai kereta api) lahir nasib membawanya kearah
keberuntungan dan beliau diangkat menjadi Hoof komisaris madiun.
Senada dengan kedudukanya yang disandangnya,kehidupanya pun bertambah
membaik.waktunya tidak sempit seperti dulu dulu lagi,saat beliau belum
mendapatkan kehidupan yang lebih layak.dalam kesenggangan waktu yang di
miliki KI HADJAR berusaha menambah ilmunya dan nyantrik Pada KI NGABEHI
SOERODIWIRYO.data yang cukup bisa di pertanggung jawabkan Menyebutkan
dalam tahun tahun inilah Setia Hati (SH) mulai di sebut sebut untuk
mengganti nama Dari sebuah perkumpulan silat yang semula benama Djojo
Gendilo Cipto Mulyo.
Masuk syarikat islam.
Memasuki tahun 1922,jiwa pemberontakan KIHADJAR membara lagi dan
beliau bergabung Dengan syarikat islam (SI) untuk bersama-sama mengusir
negara penjajah,malah Beliau sendiri sempat di tunjuk sebagai pengurus
Sedangkan di waktu senggang Ia tetap mendermakan ilmunya dan berhasil
Mendirikan perguruan silat yang diberi nama SH pencak sport
club.tepatnya didesa Pilangbangau.kodya madiun JawaTimur,kendati Tidak
berjalan lama karna tercium belanda dan dibubarkan.
Namun demikian semangat KI HADJAR bukannya nglokro (meleleh) tapi malah semakin berkobar kobar Kebencian kepada negara Penjajah kian hari kian bertambah.tipu muslihat Pun di jalankan untuk mengelabuhi belanda,SH pencak sport club yang di bubarkan Belanda diam diam di rintis kembali dengan siasat menghilangkan kata "Pencak" hingga tinggal "SH sport club", rupanya nasib baik berpihak kepada KI HADJAR ,Muslihat yang di jalankan itu berhasil
Terbukti belanda membiarkan murid pertamanya yakni IDRIS dari dandang jati loceret nganjuk, lalu MUJINI,JAYA PANA dan masih banyak lagi yang tersebar,sampai Kertosono,Jombang,Ngantang,Lamongan,Solo dan Yogyakarta.
Namun demikian semangat KI HADJAR bukannya nglokro (meleleh) tapi malah semakin berkobar kobar Kebencian kepada negara Penjajah kian hari kian bertambah.tipu muslihat Pun di jalankan untuk mengelabuhi belanda,SH pencak sport club yang di bubarkan Belanda diam diam di rintis kembali dengan siasat menghilangkan kata "Pencak" hingga tinggal "SH sport club", rupanya nasib baik berpihak kepada KI HADJAR ,Muslihat yang di jalankan itu berhasil
Terbukti belanda membiarkan murid pertamanya yakni IDRIS dari dandang jati loceret nganjuk, lalu MUJINI,JAYA PANA dan masih banyak lagi yang tersebar,sampai Kertosono,Jombang,Ngantang,Lamongan,Solo dan Yogyakarta.
Sejarah Berdirinya Pencak Silat Cempaka Putih
A. WARISAN NENEK MOYANG
Pencak silat merupakan kebudayaan yang tumbuh dan digali oleh nenek moyang Bangsa Indonesia dan diwariskan kepada anak cucu melalui proses panjang secara turun-temurun dan mengandung nilai-nilai budaya, Tradisi atau adat sakral. Dimana pencak silat di dalamnya terkandung unsure olah raga, beladiri dan seni serta tersimpan pula ilmu-ilmu lahir maupun batin. Konon pada zaman kerajaan tempo dahulu, pencak silat merupakan silat yang ampuh bagi tentara kerajaan untuk membela diri dan mempertahankan kedaulatan kerajaan. Adapun pencak silat dapat diartikan= “ ngepenke kawikcasanaan” (mengutamakan kebijaksanaan) SILAT= “ sinau” (belajar) “ilmu” “laku” (kegiatan) “amanah” “Tuhan”(allah).
B. BAPAK WAGIMAN.
Bapak Wagiman, beliau dilahirkan di kota Magetan pada tanggal 31 januari 1944. pada tahun 1966 adalah masa peralihan zaman orde lama ke zaman orde baru di Negara Indonesia. Dengan penuh tantangan dan kendala Bp. Wagiman pada masa itu mulai merintis dan menata kesinambungan budaya pencak silat yang telah diwarisinya.
Pada saat itu di kabupaten Magetan masa kekosongan Organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Jadi Organisasi Pencak Silat yang berada di kabupaten Magetan pada waktu itu masih berdiri sendiri tanpa induk organisasi IPSI. Pada tahun 1969, atas nama komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Cabang Magetan menunjuk dan mengangkat Bp. Wagiman menjadi ketua IPSI cabang Magetan pada kurun waktu tahun 1969 sampai tahun 1971. pada masa inilah Bp. Wagiman mulai aktif menggerakkan kegiatan IPSI, untuk mengisi kekosongan aktifitas IPSI cab. Magetan. Tepatnya pada tanggal 1 april 1971, secara resmi digiatkannya olah raga bela diri pencak silat yang mendapat rekomendasi dan ijin dari kepala Kepolisian Resort 1054 Magetan dan Komandan KODIM 0804 Magetan, yang akhirnya ini merupakan cikal bakal berdirinya organisasi olah raga bela diri pencak silat cempaka putih.
Tepatnya pada tanggal 18 juli 1974 dengan diberi nama Organisasi Olah Raga Bela Diri Cempaka Putih secara resmi didirikan oleh Bapak Wagiman. Kemudian diakui dan terdaftar pada IPSI cab. Magetan dengan surat keputusan No. 3/6/IPSI/74 kemudian dinyatakan sebagai pusat induk Organisasi Olah Raga Pencak Silat Cempaka Putih berada di Magetan Provinsi Jawa Timur.
Di dalam mendirikan Organisasi Olah Raga Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih, Bapak Wagiman mendapat dukungan dari para pendekarnya antara lain:
1.Kol. Pol. Drs. Cuk sugiarto, MA.
2.Letkol Pol. Drs. Pranowo
3.Kapten Inf. Purn. Ngadeni
4.Lettu Pol. Sukar H.W
5.Lettu Pol. Puguh
6.Peltu Pol. Purn. Masdar
7.Peltu Pol. Purn. Mulyono H.S
8.H. Soemarmo
9.Purdjito
10.Ahmad Nidom
11.Maelan
12.Kusnidi
Didalam pengembangan telah disiapkan pula para pelatih yang handal antara lain:
1.Drs. Kusdi
2.Sugeng Haryono
3.Syukurno
4.Suprapto
5.Totok Suprapto
Dengan modal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Olah Raga Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih dan dengan landasan spiritual: ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, landasan moral: pancasila, serta landasan operasional : panca setia cempaka putih, dengan semboyan WIRO YUDHO WICAKSONO dan lambing bunga cempaka berwarna putih berdiri dengan kokoh dan mekar berkembang di seluruh wilayah persada nusantara
Di dalam pengembangannya Organisasi Olah Raga Bela Diri Cempaka Putih berpedoman pada ajaran-ajaran dan kaidah-kaidah pencak silat, serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang serba maju dan modern.
Dengan bekal ilmu lahir maupun batin yang dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk bahan pendidikan dan pembinaan yang meliputi:
Ilmu Teknik Pencak Silat
Ilmu Tenaga dalam
Ilmu terapi ( penyembuhan )
Ilmu kerohanian
Kini Organisasi Olah Raga Bela Diri Pencak Silat Cempaka Putih telah berkembang pesat dan telah mencetak jutaan pendekar yang terdiri dari tiga tingkatan warga, yaitu:
Tingkat Warga Purwa
Tingkat Warga Madya
Tingkat Warga Wasana
SEJARAH BERDIRINYA PAGAR NUSA
lambang besar pencak silat pagar nusa |
SEJARAH BERDIRINYA PAGAR NUSA. Jun 10th, 2008 | By admin |
Category: Aliran Silat Visited 17273 times, 1 today [ in English ].
Jujur, ihlas, sportif, berani mengabdi, teguh pendirian, dan elegan.
Pangkat-pangkat inilah yang layakPagar Nusa Cabang OPA.. 3. Medical
First Responder. Search And Rescue. 30. PMI Cabang.. BASARNAS Pos
SAR/KANSAR. 4. Basic Ropes. Prusicking & Rappelling. 30. Pramuka
Kwarcab. OPA. 5. Navigasi DaratSEJARAH BERDIRINYA PAGARNUSA GASMI(
Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) GASMI(Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) adalah perguruan
Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) GASMI(Gerakan Aksi Silat Muslimin Indonesia) adalah perguruan
Lembaga ini berdiri sebelum IPSNU Pagar Nusa lahir. Karena Porsigal
bersama dengan Gasmi dan NH Perkasa bisa dikatakan yang membidani
berdirinya Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa, yang kini sudah menjadi
badan otonom NU itu.Para pendekarlah sebenarnya yang berada di barisan
terdepan perjuangan mendapatkan ”kedaulatan” negeri ini sekalipun
belakangan nama mereka tidak banyak mendapatkan tempat dalam catatan
sejarah yang didominasi oleh para diplomat dan politisi. . Sejak LPSNU
Pagar Nusa berdiri 3 Januari 1986, organisasi ini mengalami pasang surut
dalam perjalanannya. Oraganisasi yang pertama kali berdiri berbentuk
perguruan ini setelah beberapa kali melakukan Musyawarah Nasional
danSejarah perguruan pencak silat PAGAR NUSA NH perkasya(nurul huda
pertahanan kalimat syahadat)ANCAB Bangilan dan ANCAB senori. perguraan
pencak silat pagar nusa NH perkasya ANCB senori adalah pengembangan dari
ANCAB bangilan. dan saat ini senori berdiri sendiri dengan nama ancab
senori yang di ketuai saudara ABDUL MUJIB SH.dan wakil saudara ALI
MAFUDL.SPD. saat ini pun ancab senori masih berkembang dengan
pesat,berbeda dengan perguruan lain pagar nusa NH perkasya lebihPara
pendekarlah sebenarnya yang berada di barisan terdepan perjuangan
mendapatkan ”kedaulatan” negeri ini sekalipun belakangan nama mereka
tidak banyak mendapatkan tempat dalam catatan sejarah yang didominasi
oleh para diplomat dan politisi. . Sejak LPSNU Pagar Nusa berdiri 3
Januari 1986, organisasi ini mengalami pasang surut dalam perjalanannya.
Oraganisasi yang pertama kali berdiri berbentuk perguruan ini setelah
beberapa kali melakukan Musyawarah Nasional dan
Kerajaan-kerajaan Tulang Bawang dan Skala Brak juga pernah berdiri
pada sekitar abad VII-VIII. Pusat Kerajaan Tulang Bawang diperkirakan
disekitar Menggala/Sungai Tulang Bawang sampai Pagar Dewa. Zaman Islam
ditandai masuknya Banten di luar wilayah tersebut memakai tulisan/aksara
pallawa/hanacaraka yang berasal dari India sesudah masuk abad Masehi
bersama dengan ajaran/falsafah Hindu, yang kemudian hari berkembang di
Pulau Nusa Kendeng/Pulau Jawa sekarang dan Bali.
SEJARAH IKS PI KERA SAKTI
Perguruan IKS PI Kera
Sakti yang berpusat di Madiun Jawa Timur ini merupakan perguruan
beladiri beraliran kung fu untuk gerakan beladirinya tetapi untuk
kerohaniannya lebih cenderung ke Banten dan ulama Jawa. Berdiri pada
tanggal 15 Januari 1980 di Jl. Merpati No. 45, Kelurahan Nambangan Lor,
Kecamatan Mangunharjo, Kodya Madiun oleh bapak R Totong Kiemdarto dengan
gerakan beladiri kung fu aliran utara dan selatan yang dipelajarinya
dari pendekar aliran kung fu China yang ada di Indonesia.
Adapun nama dari perguruan ini semula adalah
IKS PI (Ikatan Keluarga Silat "Putra Indonesia) tetapi ketika perguruan mulai berkembang diberi nama tambahan "Kera Sakti" dibelakangnya. Hal ini adalah karena masyarakat maupun murid-murid perguruan ini lebih mengenal nama jurus perguruan yaitu teknik jurus keranya daripada nama asli perguruan. Untuk itu selanjutnya dalam memudahkan pencarian identitas perguruan sekaligus secara tidak langsung menambah wibawa nama perguruan maka disebutlah IKS PI Kera Sakti.
Bapak Totong Kiemdarto lahir pada tanggal 20 Oktober 1953 di Madiun. Sebagai pendiri sekaligus guru besarnya, ia mengajarkan pelajaran silat monyet dan kerohanian untuk memantapkan fisik dan iman siswa dan siswi yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yang sehat lahir maupun batin dan berjiwa pancasila.
Pada mulanya perguruan ini hanya dikenal di lingkungan masyarakat desa Nambangan Lor saja tetapi pada sekitar 1983 beberapa murid angkatan I dan II mulaimengembangkan ajaran perguruan di beberapa tempat, yaitu SMAN 3 Madiun, Lanuma Iswahyudi dan Dempel. Baru kemudian menyusul berkembang ditempat lain yang tidak saja di wilayah eks Karesidenan Madiun tetapi juga diluar Madiun.
Didalam metode latihan IKS PI Kera Sakti terdapat 5 tahapan penting untuk mencapai tingkatan tertinggi,yaitu:
Adapun nama dari perguruan ini semula adalah
IKS PI (Ikatan Keluarga Silat "Putra Indonesia) tetapi ketika perguruan mulai berkembang diberi nama tambahan "Kera Sakti" dibelakangnya. Hal ini adalah karena masyarakat maupun murid-murid perguruan ini lebih mengenal nama jurus perguruan yaitu teknik jurus keranya daripada nama asli perguruan. Untuk itu selanjutnya dalam memudahkan pencarian identitas perguruan sekaligus secara tidak langsung menambah wibawa nama perguruan maka disebutlah IKS PI Kera Sakti.
Bapak Totong Kiemdarto lahir pada tanggal 20 Oktober 1953 di Madiun. Sebagai pendiri sekaligus guru besarnya, ia mengajarkan pelajaran silat monyet dan kerohanian untuk memantapkan fisik dan iman siswa dan siswi yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yang sehat lahir maupun batin dan berjiwa pancasila.
Pada mulanya perguruan ini hanya dikenal di lingkungan masyarakat desa Nambangan Lor saja tetapi pada sekitar 1983 beberapa murid angkatan I dan II mulaimengembangkan ajaran perguruan di beberapa tempat, yaitu SMAN 3 Madiun, Lanuma Iswahyudi dan Dempel. Baru kemudian menyusul berkembang ditempat lain yang tidak saja di wilayah eks Karesidenan Madiun tetapi juga diluar Madiun.
Didalam metode latihan IKS PI Kera Sakti terdapat 5 tahapan penting untuk mencapai tingkatan tertinggi,yaitu:
- Tingkat dasar I sabuk hitam dengan lama latihan 6 bulan;
- Tingkat dasar II sabuk kuning sengan lama latihan 6 bulan;
- Warga tingkat I sabuk biru dengan lana latihan 1 tahun;
- Warga tingkat II sabuk merah;
- Warga tingkat III sabuk merah strip emas.
I. Tingkat Dasar I Sabuk Hitam
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar I harus melewati 3 tahapan penting di dalam latihan, yaitu:
- tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar prguruan);
- tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
- tingkatan akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke tingkat dasar II).
Materi yang diberikan pada
tingkat dasar I sabuk hitam antara lain teknik senam pelemasan dan yoga,
teknik dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan Chi Kung
serta teknik dasar pengembangan jurus.
II. Tingkat Dasar II Sabuk Kuning
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar II harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
II. Tingkat Dasar II Sabuk Kuning
Untuk latihan awal siswa tingkat dasar II harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
- tingkat awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan dasar lanjutan perguruan);
- tingkat menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan lanjutan);
- tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat I.
Materi yang diberikan adalah
teknik senam pelemasan dan yoga, teknik dasar pukulan dan tendangan,
teknik dasar pernafasan serta teknik dasar pengembangan jurus.
III. Warga Tingkat I Sabuk Biru
Warga tingkat I harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
III. Warga Tingkat I Sabuk Biru
Warga tingkat I harus melewati 3 tahapan penting dalam latihan, yaitu:
- tingkatan awal (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan perguruan yang lebih rumit);
- tingkkatan menengah (materi latihan dimana siswa mulai mempelajari gerakan kombinasi);
- tingkat akhir (materi latihan dimana siswa akan diuji untuk melanjutkan ke warga tingkat II.
Materi yang diberikan pada Warga
tingkat I Sabuk Biru adalah teknik senam pelemasan dan yoga, teknik
dasar pukulan dan tendangan, teknik dasar pernafasan, teknik dasar
pengembangan jurus.
IV. Warga Tingkat II Sabuk Merah
Untuk latihan bagi warga tingkat II lebih banyak mengacu pada pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Sedangkan untuk materi yang diberikan pada warga tingkat II ini hanya boleh diketahui oleh warga tingkat II keatas dan tidak dapat disebarkan kepada umum alias dirahasiakan.
V. Warga Tingkat III Sabuk Merah Strip Emas
Untuk latihan bagi warga tingkat III lebih banyak mengacu pada pemantapan dari pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Seperti halnya materi pada warga tingkat II, materi tingkat ini juga dirahasiakan.
IV. Warga Tingkat II Sabuk Merah
Untuk latihan bagi warga tingkat II lebih banyak mengacu pada pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Sedangkan untuk materi yang diberikan pada warga tingkat II ini hanya boleh diketahui oleh warga tingkat II keatas dan tidak dapat disebarkan kepada umum alias dirahasiakan.
V. Warga Tingkat III Sabuk Merah Strip Emas
Untuk latihan bagi warga tingkat III lebih banyak mengacu pada pemantapan dari pengembangan, kecepatan dan refleksitas gerakan jurus maupun kombinasi. Seperti halnya materi pada warga tingkat II, materi tingkat ini juga dirahasiakan.
Sejarah Singkat Perguruan Budi Suci Melati
Sejarah Singkat Tapak Suci
Di
Banjarnegara, Jawa Tengah, Kiyai Haji (K.H.) Syuhada pada tahun 1872
memiliki seorang putera yang diberi nama Ibrahim. Sejak kecil ia
menerima ilmu pencak dari ayahnya. Ibrahim tumbuh menjadi Pendekar yang
menguasai pencak ragawi dan batin / inti tetapi sekaligus Ulama yang
menguasai banyak ilmu, kemudian berganti nama menjadi K.H. Busyro
Syuhada.
Pada awalnya K.H.Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :
- Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan
- M.Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada
- Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara
Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.
Pada
tahun 1921 di Yogyakarta, bertemulah K.H. Busyro Syuhada dengan kakak
beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu mereka
adu ilmu pencak antara M. Wahib dan M. Burhan. Kemudian A. Dirnyati dan
M. Wahib dengan pengakuan yang tulus mengangkat K.H. Busyro Syuhada
sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada yang
kemudian menetap di Kauman. Menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati
mengembara ke barat sedang M. Wahib mengembara ketimur sampai ke Madura
untuk menjalani adu kaweruh ( uji ilmu ). Pewaris ilmu banjaran,
mewarisi juga sifat-sifat gurunya M. Wahib sebagaimana K.H. Busyro
Syuhada, bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Untuk
itu sangat menonjol nama M. Wahib dari pada A. Dimyati. Sedang A.
Dimyati yang banyak dikatakan ilmunya lebih tangguh dari pada adiknya M.
Wahib tetapi karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak
kejadian-kejadian yang dialami. Sebagaimana M. Burhan yang mempunyai
sifat dan pembawaan sama dengan A. Dimyati.
K.
H. Busyro Syuhada pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan
dan keluarga Kraton Yogyakarta. Salah satu diantara muridnya adalah
R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa
muridnya mendirikan perguruan–perguruan pencak silat yang beraliran
Harimurti.
Kauman, Seranoman dan Kasegu
Pendekar
Besar KH Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, A.
Dimyati dan M. Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid.
Perguruan baru yang didirikan pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan
"Kauman", yang beraliranBanjaran.
Perguruan
Kauman mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani
pendidkan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat diberikan kuasa
untuk menerima murid.
M. Syamsuddin yang
menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M..Wahib diangkat sebagai
pembantu utama; dan dizinkan menerima murid. Kemudian mendirikan
perguruan ”Seranoman". Perguruan Kauman menetapkan menerima siswa
baru, setelah siswa tadi lulus menjadi murid di Seranoman. Perguruan
Seranoman melahirkan pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus
menjalani pendidikan di perguruan Kauman. Moh. Zahid yang menjadi murid
angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat
yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid
ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda.
Tidak sempat mendirikan perguruan baru tetapi berhasil melahirkan murid,
Moh. Barie lrsjad.
Pendekar Besar KH
Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942.
Pendekar Besar KH Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan
datangnya perwira Jepang, Makino, pada tahun 1943 yang mengadu ilmu
beladirinya dengan pencak silat andalannya. Makino mengakui
kekurangannya dan menyatakan menjadi murid Perguruan Kauman sekaligus
menyatakan masuk Islam kemudian berganti nama menjadi Omar Makino. Pada
tahun 1948 Pendekar Besar KH Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya
dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta.
Kehilangan besar pesilatnya menjadikan perguruan Kauman untuk beberapa
sa’at berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi
Pendekar. Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang
dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin,
M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya
mendirikan perguruan "Kasegu"
Kalau
perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya.
Perguruan Kasegu diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan
oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.
Lahirnya Tapak Suci
Moh.
Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran
yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan,
disatukan kembali ke wadah tunggal.
Pendekar
Besar M. Wahib merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan
seluruh perguruan di Kauman. Restu diberikan dengan pengertian
Perguruan nanti adalah kelanjutan dari Perguruan Kauman yang didirikan
pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.
Pendekar
M. Wahib mengutus 3 orang muridnya. dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang
muridnya untuk bergabung. Maka Pendekar M. Barie Irsjad bersama
sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan
Perguruan.
Dasar-dasar perguruan Kauman
yang dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh.
Djakfal Kusuma menentukan nama Tapak Suci. Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun
oleh H. Djarnawi Hadikusuma. Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh.
Fahmie Ishom, lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Suja', lambang
Regu Inti "Kosegu" diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna
pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.
Maka pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci
IKS Pro Patria telah berkembang baik di dalam negeri maupun di luar negeri, walaupun beberapa unit ada yang sudah tidak aktif lagi. Cabang-cabang IKS Pro Patria yang ada antara lain:
Sejarah
Pro Patria
didirikan oleh Victor Lie Kuang Hwa (akrab dipanggil Koh Hwa) di Madiun
pada tahun 1971. Berdirinya Pro Patria pada awalnya hanyalah suatu
kebetulan. Ilmu tersebut terpaksa harus digunakan untuk membela diri
dari serangan orang yang sedang stres berat. Akhirnya masyarakat sekitar
mengetahui dan meminta untuk dilatih. Hal itu terjadi tahun 1963. Pada
saat itu latihan dilakukan secara privat, tidak secara resmi sebagai
suatu perguruan. Hal tersebut berlangsung sampai tahun 1970.
Tahun 1971, para murid yang telah
merasakan manfaat dari latihan dan tetap setia berlatih mendesak untuk
mendirikan suatu perguruan yang resmi dengan identitas yang jelas.
Akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1971, berdirilah perguruan kungfu
dengan nama “Ikatan Keluarga Kuntauw Pro Patria.” Kata “Pro Patria”
berasal dari Bahasa Latin yang berarti Cinta Tanah Air atau Bangsa.
Mendapatkan ijin resmi dari pemerintah pada tanggal 14 April 1972.
Agar dapat lebih mengembangkan
perguruan, diusahakanlah untuk bergabung dengan salah satu induk
organisasi bela diri yang ada. Warna bela diri yang hampir mirip dengan
Pro Patria adalah pencak silat (pada saat itu belum ada Persatuan Wushu
Indonesia). Akhirnya Pro Patria bergabung dengan IPSI cabang Madiun.
Untuk dapat diterima menjadi anggota IPSI, nama Kunthauw diubah menjadi
Silat, tanpa mengubah hakikat ilmu beladiri yang harus dikaji
anggotanya. Akhirnya, Pro Patria resmi menjadi anggota IPSI cabang
Madiun pada tanggal 11 Juni 1975, dengan nama “Ikatan Keluarga Silat
Pro Patria”.
PERKEMBANGANIKS Pro Patria telah berkembang baik di dalam negeri maupun di luar negeri, walaupun beberapa unit ada yang sudah tidak aktif lagi. Cabang-cabang IKS Pro Patria yang ada antara lain:
- Jawa Timur: Cabang Kodya/Kabupaten Madiun, Cabang Kebonsari-Madiun, Cabang Ponorogo, Cabang Nganjuk, Cabang Mojokerto, Cabang Surabaya (Unit Univ. Widya Mandala), Cabang Tulakan-Pacitan, Cabang Lawang-Malang, Cabang Gorang Gareng Magetan (Unit PG Rejosari, Unit Mojorejo Kawedanan), dll.
- Cabang Bali
- Cabang Lombok-Mataram
- Cabang Surakarta*
- Cabang Yogyakarta (Unit Kegiatan Mahasiswa Silat IKS Pro Patria UGM, SWI Pro Patria UAJY, Unit Tai Chi Dosen dan Karyawan UAJY, Unit UPN Veteran*, Unit Notoprajan*, Unit Kotagede, dan Unit Korem Balapan*)
- Cabang Samarinda* (Unit Bakuan Palaran dan Unit Kelurahan Jawa)
- Cabang Jambi
- Cabang Gold Coast-Australia*, dan lain-lain.
25 September 2015 pukul 02.07
Ada yg bkn bs melati gk
Yg bsi dong